Kamis, September 04, 2008

Henk dan Livia

Ketika ngobrol panjang dengan Livia van Helvoort, tempo hari di hotel Tugu, Malang, saya sedikit bisa memahami mengapa Geert Wilders memiliki perspektif demikian mengerikan mengenai Islam. Tentu saya tidak bisa membenarkan pemahaman cupet politisi Belanda itu, yang menganggap muslim di mana saja di kolong langit ini sama saja.

Cuma yang menarik, dari cerita Livia juga Henk Nijhof , film Fitna bikinan Wilders sebetulnya kontekstual dengan dilematisnya pemerintah (juga warga) Belanda sekarang, berhadapan dengan imigran dari Maroko dan Turki yang hampir semuanya muslim.

Saya, Livia dan Henk, berphoto di daerah Coban Rondo, Batu.

Dalam beberapa tahun ini, Livia menyebut problem sebagian orang-orang muslim sebagai masalah inti negaranya. Bayangkan, masalah utama !. Kelakuan mereka dalam keseharian tidak saja mencoreng dan mengawut-awutkan wajah Islam di mata orang Eropa, namun juga melukai nilai kemanusiaan.

Saya sebagai muslim sungguh miris mendengar pengalaman-pengalaman Office Manager di Netherlands Institute for Multiparty Democracy (NIMD) itu.

Di Belanda, orang-orang Maroko misalnya, tinggal di pemukiman-pemukiman miskin dan rentan kriminalitas. Dari data pemerintah hampir 70 % tindak kejahatan di Belanda, dilakukan oleh mereka.

Tindakan urakan meneriaki setiap perempuan Belanda yang melintas di depan mereka dengan sebutan slut atau hooker (pelacur), dan homo, bagi lelaki yang semisal berkuncir, sungguhlah memalukan.

Belum lagi masalah kekerasan dalam rumah tangga. Kebanyakan lelaki Maroko dan Turki di Belanda tidak segan-segan menyiksa istri atau pacar-pacarnya. Laporannya sering masuk ke kantor polisi. Banyak juga kasus yang menceritakan tentang, suami yang seenaknya saja meninggalkan istrinya yang sedang hamil dan mengambil si anak ketika jabang bayi mulai tumbuh.

Dengan reputasi seperti itu, perempuan-perempuan lokal oleh karenanya menjauhi berkencan dengan lelaki-lelaki Maroko atau Turki.

Banyak juga masjid yang terpaksa ditutup karena mengajarkan jamaahnya menjadi ekstremis. Yang paling dekat, pengeboman kereta bawah tanah London tahun 2004, menjadi momok menakutkan dan meninggalkan kecurigaan akut pada muslim bagi negara-negara Eropa barat, tak terkecuali Belanda.

Polisi juga tidak bisa bertindak terlampau keras. Seperti banyak negara Eropa barat lain, Belanda sangat menjunjung tinggi isu-isu hak asasi manusia. Jika agak strength menangkapi orang-orang Arab itu, salah-salah bisa dituduh diskriminatif.

Saya, mas Hesti juga Epy dan Athok yang menemani Livia dan Henk makan malam tempo hari, merasa berkewajiban bercerita bahwa wajah Islam dibelahan dunia lain termasuk Indonesia tidak melulu seperti itu.

Islam, sebagaimana dicerminkan Muhammad Rasulullah sejatinya adalah agama yang lembut, damai, adem dan sangat toleran terhadap perbedaan. Maka tidak hanya ada satu surga sebetulnya yang bisa kita gapai kelak, kita pun sebenarnya dituntut untuk menciptakan surga di dunia ini. Tanpa ada perang, kekerasan, saling bunuh dan kebencian.

Di akhir makan malam, Livia yang tidak pergi ke gereja lagi itu, menyalami saya dengan erat, berterimakasih atas perspektif barunya tentang Islam. Ia juga mencium pipi saya dan kawan-kawan tiga kali, tanda persahabatan hangat dalam tradisi Belanda.

Saya-pun mendapatkan pelajaran baru lewat sosok Livia yang ramah dan energik. Serta melalui Henk, Presiden partai GroenLinks (Green Left), yang sangat kalem dan kebapakan itu. Mereka berdua setidaknya juga meruntuhkan stigma saya selama ini pada imagi orang Belanda yang kasar dan keras.
*
Saya menyimpan banyak cerita dan kesan manis selama menemani Henk dan Livia di Malang dalam dua hari ini. Semoga saya bisa menuturkannya lain waktu. Buka puasa dulu ah…

18 komentar:

brainwashed mengatakan...

wah thx.. saya jadi mengerti mengapa mereka (baca: org bule) sangat mewaspadai islam.. ternyata emg beda bgt sm islam kebanyakan disini.

syukurlah henk dan livia memahami bahwa tidak semua islam seperti kebanyakan di belanda. memang, harus ada studi banding agar pikiran ini terbuka lebar, dan apa yang telah mas rohman dkk lakukan, menurut saya sebagai contoh pembelajaran yang sangat baik.

Dien mengatakan...

saya juga miris dengan kebiasaan penduduk arab pada akhir-akhir ini. mereka kurang memahami etika sopan santun. munkin itu pemicu Wildres membikin film fitnah sebagai protes terhadap Islam.

Bukankah beberapa abad lalu peradaban Islam menjadi jantung dunia. Sementara kini, Islamic Cairo menjelma menjadi kawasan yang agak kumuh dan kotor. Permata dunia itu kini seakan-akan luruh berserakan, tercecer dan terkubur oleh putaran waktu.

Sena mengatakan...

beuh ternyata di belanda parah juga ya.. extrimis islam, kacau..

Antown mengatakan...

knapa sih kalo kita foto sukanya sendakep (menyilangkan tangan di depan)? proses alam bawah sadar kayaknya... ah gak penting!

sampean entuk kecupan atau cuma sun cipika-cipiki? itu lagi puasa nggak? hayoooo hihihih...

tulisan ini bagus mas, salam kreatif!

Ainur Rohman mengatakan...

# to brainwashed : Iya mas, dari cerita mereka kita menjadi tahu bagaimana wajah Islam di Eropa Barat sana. Tidak seluruhnya memang seperti itu, namun sebagian saja.

Kemarin Livia, mengirimkan email pada saya dan menceritakan aksi vandalisme yang dilakukan sekelompok anak muda Maroko yang tidak bertanggungjawab, dengan menghancurkan ambulance UGD. Sungguh menyesakkan dada.

# to dien : Saya juga heran dengan kondisi seperti itu mas. Sangat berbeda dengan wajah Islam di Indonesia. Namun sayang, virus kekerasan, keangkuhan dan kepongahan serta kebencian yang tidak seharusnya ada itu, malah menular menuju Indonesia.

# to pinkanabiz : Iya seperti itu..masjid2 disana sebagian mengajarkan menjadi ekstremis, bukan malah menjadi Islam yang toleran.

# to antown : posisi sendakep itu disetting town, hehehe..cuman dapat sun cuman bukan cipika-cipiki. tapi cipika-cipiki-cipika, karena tiga kali. Menghormati tamu khan lebih penting town. :D

salam kreatif juga..

Fahmi FR mengatakan...

Islam-ku, Islam-mu, adakah Islam-kita...?

Ainur Rohman mengatakan...

# To fahmi pr : Tentu ada, jika keAkuan, dan keKamuan, tidak mengambil posisi super-represif terhadap yang lain. terhadap yang beda...

Anonim mengatakan...

Saya ingin menambahkan sedikit..Memang gak mudah ya..meluruskan pandangan orang yang sudah 'terlanjur' salah tentang Islam. Ga usah jauh-jauh ke Belanda, di tempat saya menumpang hidup sekarang juga begitu. Sebagian orang beranggapan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan cenderung dekat dengan terorisme, terlebih lagi setelah aksi Amrozy dkk (yg notabene orang jawa), tahun 2002 lalu..pandangan 'miring' tentang Muslim dan pendatang semakin terlihat.
Istilah kasarnya, orang jawa = muslim = teroris
Padahal kan ga semua orang jawa seperti itu. Apalagi sekarang sedang marak berita tentang eksekusi Amrozy dkk. wah...jadi ngeri lagi.
Kalau dalam peribahasa ada istilah,
" Karena nila setitik, rusak susu sebelanga " tau sendiri kan artinya apa....
Tapi ini hanyalah sebuah komentar ga penting, tidak bermaksud membeda-bedakan SARA. Untuk itu saya minta maaf jika ada yang tidak berkenan sewaktu membaca uneg-uneg saya ini.
Terima kasih...

Anonim mengatakan...

waahh

saya tercengang sekitar 1menit setelah melihat foto livia eeh maksudnya membaca tulisan mas ainur...

:)

donlenon mengatakan...

halo ding, wah jadi guide atau apa nih?! sip, tulisannya bener-bener point of view yang berbeda. btw, penata gayanya siapa nih?! kompak bener... ^_^

Anonim mengatakan...

wowww ada bulenya hhiihihihi.

sans mengatakan...

Rum Muhammad wrote;
jadi guide?

mijilnya gieb mengatakan...

sejak itu saya 'murtad'. agama itu nonsens. hehe.

sans mengatakan...

waduh, ra tau di update iki...

LOMBOK! mengatakan...

posting keren... bisa memberi kontribusi pada pencerahan

salut!

mahaeschol maharashtra gov in mengatakan...

however, love is all we need..

BENUAPKR mengatakan...

YUK JOIN SITUS POKER ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA WWW.DKIPOKER.COM BURUAN GABUNG...

BENUAPKR mengatakan...

YUK JOIN SITUS POKER ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA WWW.ROYALFLUSH99.COM BURUAN GABUNG...